6/01/2009

PELAKSANAAN WORLD OCEAN CONFERENCE DAN CORAL TRIANGLE INITIATIVE SUMMIT

Pelaksanaan World Ocean Conference dan Coral Triangle Initiative Summit yang akan dilaksanakan di Manado Sulawesi Utara pada tanggal 11-15 Mei 2009 diharapkan dapat berhasil dengan baik dan sukses. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono direncanakan akan hadir untuk membuka konferensi pertemuan bertaraf internasional tersebut. Persiapannya telah dibahas dalam Rapat Kabinet Terbatas tanggal 22 April 2009 di Kantor Presiden.

Pelaksanaan World Ocean Conference dan Coral Triangle Initiative Summit merupakan kegiatan internasional yang dilakukan di Indonesia Timur. Diharapkan setelah pelaksanaan World Ocean Conference, daerah Sulawesi Utara akan tumbuh menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia Timur dan menjadikan Manado sebagai kota Industri MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition).

Pelaksanaan World Ocean Conference merupakan implementasi dari Keputusan Presiden RI No. 23 Tahun 2007 dan Keputusan Presiden No. 17 Tahun 2008 serta amanat 63rd UN General Assembly 2008 : Omnibus Resolution on Ocean and Law of the Seas, sedangkan Coral Triangle Initiative (CTI) Summit merupakan implementasi dari Keputusan Presiden No. 30 tahun 2008 dan amanat APEC Sydney Declaration pada bulan September 2007.

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki wilayah laut/perairan dengan potensi ekonomi yang tinggi, dapat dioptimalkan untuk dapat mendukung pembangunan nasional. Oleh karena itu kebijakan pembangunan di Indonesia juga diarahkan bagi sektor pengelolaan kelautan dan perikanan. Disamping itu komitmen dunia atas pengelolaan laut yang berkelanjutan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari usaha-usaha pengelolaan laut sebagai sumber daya alam bagi negara kepulauan seperti Indonesia.

Perubahan iklim telah menjadi isu sentral dunia. Hampir 2/3 dari permukaan bumi adalah lautan yang mempunyai fungsi ekologi, ekonomi, sosial dan berdampak pada kehidupan manusia di bumi. Laut memainkan peranan utama dalam menentukan iklim dan cuaca, disamping itu perubahan iklim akhir-akhir ini mempunyai dampak pada kehidupan di sekitar laut, kehidupan di laut dan mata pencaharian di laut. Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang mendalam untuk mengetahui dampak dan ancaman perubahan iklim terhadap laut dan peran laut terhadap perubahan iklim melalui komitmen semua pihak untuk melakukan pengelolaan laut dalam hubungan dengan perubahan iklim yang telah menjadi isu dunia akhir-akhir ini.

Adalah inisiatif dan gagasan besar Indonesia untuk memberikan perhatian besar pada sumber daya hayati kelautan melalui penyelenggaraan kegiatan kelautan dunia di Manado, Sulawesi Utara yang meliputi rangkaian pertemuan antara lain : World Ocean Conference (11-14 Mei 2009) dan Coral Triangle Initiative Summit (15 Mei 2009).

World Ocean Conference (11-14 Mei 2009)

Konferensi Kelautan Dunia (World Ocean Conference) pada tanggal 11-14 Mei 2009, di Manado Sulawesi Utara diharapkan dapat membahas isu -isu dalam bidang kelautan yang berpangaruh pada perubahan iklim dan menghasilkan kesepakatan internasional serta strategi dalam menggunakan sumber daya kelautan untuk kemanfaatan bagi kehidupan manusia.

Konferensi ini merupakan inisiatif murni Indonesia untuk memberikan kontribusi dalam memberikan solusi terhadap dampak dan ancaman perubahan iklim terhadap laut dan sebaliknya pengaruh laut terhadap perubahan iklim. Konferensi Kelauatan Dunia yang mengambil tema “Climate Change Impacts to Ocean and The Role of Ocean to Climate Change” ini, untuk pertama kalinya diadakan pada tingkat dunia dan telah mendapat dukungan dari masyarakat internasional serta pimpinan atau Kepala Negara dunia. Konferensi ini, memerlukan kemauan politik dari perwakilan-perwakilan pemerintah yang hadir dan diharapkan menghasilkan kesepakatan internasional yang akan menjadi batasan dalam pengelolaan kelautan secara global serta menjadi momentum bagi penyelamatan dunia dari ancaman perubahan iklim terhadap laut dan seluruh kehidupannnya.

Secara umum tujuan penyelenggaraan World Ocean Conference antara lain :

  1. Meningkatkan saling pengertian berbagai pihak mengenai perubahan iklim dan dampaknya pada kesejahtaraan sosial, kondisi ekonomi masyarakat dan kondisi ekologi laut serta peranan laut dalam menentukan fenomena perubahan iklim. Perlunya mitigasi dan penyesuaian yang terukur untuk menghadapi perubahan iklim;
  2. Mengembangkan komitmen yang kuat dari masyarakat global dan mendiskusikan kemajuan kelautan dunia dalam hubungan dengan peranan laut dalam proses perubahan iklim dan pengaruh perubahan iklim pada laut.
Konferensi direncanakan dihadiri 121 negara untuk membangun komitmen dan mendiskusikan masa depan kelautan dunia, peran laut terhadap iklim dan dampak perubahan iklim terhadap laut dan diharapkan dapat mendeklarasikan Manado Ocean Declaration yang berkaitan dengan kelautan dan perubahan iklim. Manado Ocean Declaration akan menjadi dokumen bersejarah untuk kelangsungan kehidupan laut di dunia, sehingga dukumen tersebut juga diharapkan akan diperjuangkan Pemerintah Indonesia di PBB untuk dimasukkan dalam agenda resmi dan dibahas dalam pertemuan para negara pihak the United Nations Convention on the Law of the Sea.

Dasar pemikiran Manado Ocean Declaration pada intinya adalah : isu perubahan iklim global masih belum mencakup isu laut secara signifikan dan sejak United Nations Convention on Law of the Seas 1982 (UNCLOS 82) masih belum ada kebijakan kelautan tingkat dunia yang disepakati para pengambil kebijakan politik tingkat tinggi serta Manado Ocean Declaration diharapkan dapat menjawab terhadap dampak perubahan iklim global terhadap laut, peran laut terhadap perubahan iklim global, upaya adaptasi dan kerjasama internasional. Sedangkan substansi isu yang diharapkan dalam Manado Ocean Declaration antara lain :
  1. Mengelola, memanfaatkan dan melestarikan sumberdaya kelautan secara terpadu;
  2. Peran laut memenuhi sasaran MDGs: Food Security, Human Health, Biodiversity, Poverty Allevation, Disaster Relief;
  3. Kerjasama Iptek, Alih Teknologi dan Pertukaran Data, dalam rangka adaptasi perubahan iklim laut;
  4. Mengundang Adaptation Fund Board UNFCCC untuk memasukan laut ke dalam Program Climate Change Adaptation,
  5. Isu laut diupayakan masuk secara signifikan dalam COP-15 UNFCCC, Copenhagen, Desember 2009;
  6. Dimensi laut harus tampil menonjol pada Post Kyoto Protocol 2012.
Rencana pelaksanaan Konferensi Kelautan Dunia ini telah mendapat tanggapan dan respon positif luas dari masyarakat internasional dan sejumlah pimpinan dan Kepala negara dunia, bahkan World Ocean Conference 2009 di Manado, berhasil didaftarkan dalam agenda 63 PBB pada tanggal 17 Desember 2008 dan menghasilkan resolusi yang dinamakan Omnibus Resolution on Ocean and Law of the Seas.

Coral Triangle Initiative Summit (15 Mei 2009)

Pertemuan ini merupakan inisiatif Indonesia dalam rangka penanggulangan perubahan iklim dan penyelamatan terumbu karang yang memiliki nilai strategis di wilayah zona ekonomi eksklusif dan segitiga terumbu karang enam negara yaitu : Indonesia, Filipina, Malaysia, Papua New Guinea, Solomon Island dan Timor Leste atau CT-6. Kawasan ini memiliki sumber daya hayati laut yang memiliki nilai stratgis bagi kehidupan manusia. Lebih dari 120 juta penduduk dapat mengharapkan sumber daya hayati dari kawasan tersebut dan memiliki nilai ekosistem pesisir diperkirakan sebesar US$ 2,3 milyar pertahun serta merupakan lokasi perkembangbiakan ikan tuna yang dapat mendukung perkembangan industri perikanan tuna terbesar di dunia.

Kawasan segitiga terumbu karang enam negara (CT-6) memiliki luas kurang lebih 75.000 km2, memiliki lebih dari 500 species terumbu karang dan lebih dari 3000 species ikan. Kawasan ini juga dikenal dunia dengan sebutan Amazone of the Seas karena memiliki keanekaragaman hayati yang paling kaya dan pusat kehidupan laut di dunia. Mempertimbangkan posisi strategis dan kekayaan sumber hayati laut di kawasan segitiga terumbu karang, maka Indonesia mengambil inisiatif untuk membantu menyelamatkan dan melindungi terumbu karang serta berbagai species sumber daya hayati di laut melalui penyelenggaraan Coral Triangle Initiative Summit di Manado, Sulawesi Utara tanggal 15 Mei 2009.

Gagasan dan inisiatif penyelenggaraan Coral Triangle Initiative Summit merupakan tindaklanjut dari Deklarasi APEC di Sydney, Australia tanggal 9 September 2007 yang pada intinya Delegasi APEC menyambut positif inisiatif Indonesia dalam rangka pelaksanaan program Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food Security yang bertujuan untuk meningkatkan perlindungan sumber hayati laut terumbu karang di wilayah segitiga terumbu karang. Dalam deklarasi tersebut dinyatakan bahwa sumber daya kelautan dan pesisir merupakan bagian terintegrasi dari siklus karbon.

Gagasan dan inisiatif penyelenggaraan Coral Triangle Initiative Summit kemudian dibahas dalam pertemuan Senior Official Meeting dan Stakeholders Meeting of Coral Triangle Initiative (CTI) di Bali pada tanggal 6-7 Desember 2007 bersamaan dengan berlangsungnya pertemuan COP13 UNFCCC di Bali, yang menghasilkan kesepakatan antara lain : negara-negara CT-6 menyetujui untuk melaksanakan Coral Triangle Initiative (CTI), menyetujui rancangan CTI Action Plan, menyetujui CTI Road Map, CT-6 Partner siap mendukung CTI, CTI 2nd SOM di Filipina (finalisasi rancangan CTI Action Plan), dan penyelenggaraan CTI Summit pada bulan Mei 2009 di Manado, Sulawesi Utara.

Selanjutnya setelah pertemuan tersebut, terdapat Roadmap pertemuan-pertemuan lainnya sebelum CTI Summit di Manado 15 Mei 2009 antara lain : CTI Ministerial Meeting di Port Moresby tanggal 13 Maret 2009, CTI High Level official Prep Com Meeting di Jakarta tanggal 6-7 April 2009, CTI SOM Prep Com and Informal Ministerial Meeting di Manado tanggal 12-13 Mei 2009.

Penyelenggaraan Coral Triangle Initiative diharapkan dapat menghasilkan CTI Leaders Declaration yang pada intinya antara lain :
  1. Peluncuran program Coral Triangle Initiative on Coral Reef, Fisheries and Food Security oleh 6 Kepala Negara/Pemerintahan;
  2. Mengadopsi CTI Regional Plan of Action untuk mengkonservasi dan mengelola secara berkelanjutan sumber daya pesisir dan laut di kawasan Coral Triangle;
  3. Implementasi CTI bersifat voluntary dan berdasarkan Undang-Undang, peraturan, kebijkan dan prioritas nasional masing-masing negara;
  4. Menyepakati pembentukan Sekretariat Regional CTI yang bersifat permanen;
  5. mendorong mobilisasi dan alokasi sumber dana yang berkelanjutan untuk pelaksanaan CTI Regional and National Plan of Action.
Regional Plan of Action menggambarkan Rencana Aksi 10 tahun mendatang pengelolaan berkelanjutan dan konservasi sumber daya pesisir dan laut di kawasan Coral Triangle dengan arah yang disepakati antara lain :
  1. Pengelolaan efektif bentang laut prioritas;
  2. Pengelolaan perikanan dan sumber daya kelautan berbasis ekosistem;
  3. Pengelolaan kawasan konservasi laut dan jejaringnya;
  4. Adaptasi sumber daya laut dan pulau-pulau kecil terhadap perubahan iklim;
  5. Mempertahankan dan meningkatkan populasi spesies yang terancam punah.

Tujuan dan sasaran yang lebih terukur diharapkan dapat dirumuskan lebih lanjut oleh negara-negara anggota CT-6 dalam Coral Triangle Initiative Summit yang dapat dijadikan dasar bagi Deklarasi Bersama dalam rangka penyelamatan terumbu karang dan berbagai species sumber daya hayati di laut yang memiliki nilai strategis di wilayah zona ekonomi eksklusif dan segitiga terumbu karang enam negara (CT-6).

Pelaksanaan World Ocean Conference dan Coral Triangle Initiative Summit di Manado, Sulawesi Utara merupakan momentum sejarah yang dapat meningkatkan citra positif Indonesia sebagai negara maritim yang besar dan dapat membantu promosi wisata khususnya di Manado, Sulawesi Utara. Semua pihak yang mempunyai kewenangan terhadap penyelenggaraan kegiatan kelautan internasional di Manado, Sulawesi Utara, dapat melakukan langkah-langkah koordinasi yang lebih intensif demi suksesnya pelaksanaan kegiatan kelautan internasional dimaksud. Selain itu juga, perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat Indonesia bahwa Indonesia telah diberikan kepercayaan internasional untuk menyelenggarakan pertemuan tingkat dunia, yang dapat menjadi kebanggaan nasional bangsa Indonesia. Mudah-mudahan dengan penyelenggaraan kegiatan kelautan internasional akan menghasilkan gagasan-gagasan dan pandangan-pandangan besar dalam pengelolaan dan perlindungan kelautan dunia pada umumnya dan kelautan Indonesia pada khususnya.

IBNU PURNA/ YUHARDI JUSUF/ JOHAR ARIFIN

No comments:

Post a Comment